Light Articles. Read Now!

Table of Content

Misteri Patung Bernyanyi - Cermis Masdoly 2025

Pada pandangan pertama, tampaknya tidak ada yang aneh dengan patung itu, kecuali satu hal: patung ini tampak seperti... hidup.

misteri patung bernyanyi

Pada suatu malam yang kelam di bulan November, angin dingin berhembus kencang di sekitar kota Ashford. Kota kecil yang terletak di pedalaman Inggris ini terkenal akan keindahan lanskap alamnya, tetapi juga menyimpan banyak rahasia yang gelap. Salah satunya adalah sebuah mansion tua yang terletak di ujung jalan utama kota. Mansion itu milik keluarga Delacroix, sebuah keluarga aristokrat yang telah lama mengasingkan diri dari masyarakat. Rumah besar yang suram ini dikenal dengan nama Seymour Hall. Namun, bagi mereka yang memiliki imajinasi yang tajam, nama itu lebih terdengar seperti panggilan bagi sebuah istana penuh misteri dan tak terpecahkan.

Di malam yang dingin itu, seorang detektif terkenal, yakni Jameson Pendergast, tengah berada di ruang tamu mansion tersebut. Pendergast, yang dikenal dengan kemampuan deduktifnya yang luar biasa dan gaya berpakaian yang selalu rapi, kini tengah memeriksa sebuah benda yang tampak aneh. Patung itu terletak di tengah ruang utama mansion, di atas meja marmer yang dikelilingi oleh kursi-kursi antik berlapis kain beludru merah marun. Patung tersebut menggambarkan seorang wanita muda dengan gaun panjang, rambut yang tergerai indah, dan tangan yang terangkat seolah memegang mikrofon yang tak tampak. Patung ini berbeda dari patung-patung biasa.

Pada pandangan pertama, tampaknya tidak ada yang aneh dengan patung itu, kecuali satu hal: patung ini tampak seperti... hidup.

Patung tersebut terlihat begitu realistis, seolah-olah ia benar-benar akan bergerak dan berbicara kapan saja. Setiap detail, dari kerutan halus pada wajah patung hingga kilau matanya yang tajam, membuatnya sangat memukau. Namun, apa yang benar-benar membuat Pendergast tertarik adalah sebuah kabar yang tersebar di kota Ashford. Katanya, patung itu bisa bernyanyi.

Dua minggu sebelumnya, seorang pelayan mansion, Eliza Moore, ditemukan mati di depan patung tersebut. Menurut laporan resmi, ia meninggal karena serangan jantung mendadak, namun banyak yang meragukan penjelasan itu. Kematian Eliza bukan satu-satunya kejadian aneh yang terjadi di mansion ini. Sejak beberapa tahun terakhir, beredar cerita tentang suara merdu yang datang dari ruang utama mansion pada tengah malam, suara yang datang entah dari mana. Beberapa saksi mata mengaku melihat patung itu bergerak, atau setidaknya merasakan kehadirannya yang misterius.

Namun, tidak ada yang lebih mengejutkan daripada kabar bahwa patung tersebut, pada suatu malam yang tak diketahui, mendendangkan sebuah lagu. Lantunan suara yang indah, namun mengerikan, mengalun sepanjang ruangan.

Di situlah Pendergast memulai penyelidikannya.

Bagian 1: Keheningan yang Menghantui

Seymour Hall memiliki suasana yang gelap dan suram. Dinding-dinding batu besar yang telah ditutupi jamur memancarkan aroma lembab yang menusuk hidung. Di sepanjang lorong-lorong panjang, terdapat lampu-lampu gas yang berkelap-kelip, menambah kesan menakutkan pada mansion tua itu. Tidak ada suara lain selain langkah kaki Pendergast yang membanting keras di atas lantai kayu yang berderit. Di setiap sudut ruangan, ada bayangan yang tampak hidup. Lantai utama dihiasi dengan lukisan-lukisan keluarga Delacroix yang tergantung di dinding, masing-masing dengan mata yang seolah mengikuti setiap gerakan.

Pendergast berdiri di depan patung itu, merenungkan setiap detailnya. Ia merasakan getaran aneh yang mengalir di udara, meskipun tidak ada angin yang berhembus. Suasana di sekitarnya terasa mencekam. Ia membungkuk sedikit, mendekatkan wajahnya pada patung tersebut, dan mulai mengamati bagian-bagian yang belum ia periksa sebelumnya: gerigi kecil pada jari tangan patung, dan lekukan halus di bawah telinga. Patung itu seakan bercerita lebih banyak daripada yang terlihat.

"Apakah benar kau bisa bernyanyi?" gumam Pendergast pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba, ia mendengar langkah kaki mendekat. Seorang wanita tua muncul dari balik tirai tebal yang menutupi pintu masuk utama. Dia mengenakan gaun hitam panjang dengan kerah tinggi, rambutnya disanggul rapi dan pipinya terlihat pucat. Itu adalah Lady Catherine Delacroix, matriark keluarga Delacroix yang telah berusia lebih dari delapan puluh tahun, namun masih terlihat anggun meski tubuhnya rapuh.

"Detektif Pendergast," suara Lady Catherine serak, namun tetap mengandung keanggunan yang luar biasa. "Kau pasti datang untuk memecahkan misteri yang mengelilingi rumah ini."

Pendergast berdiri tegak dan memberi hormat. "Lady Catherine, saya di sini untuk mencari kebenaran."

"Benarkah?" jawab Lady Catherine sambil tersenyum samar. "Kebenaran... yang lebih baik kau biarkan terkubur."

Pendergast merasakan keanehan dalam perkataan itu. "Ada banyak yang tidak beres di sini, Lady Catherine. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Eliza?"

Lady Catherine memandangnya dengan tatapan yang tajam, seolah-olah mencoba menilai apakah Pendergast bisa memahami rahasia keluarga ini. "Eliza... adalah korban yang tak terhindarkan," jawabnya dengan suara berbisik. "Patung itu... patung itu memiliki kekuatan yang tak bisa dijelaskan oleh logika."

Bagian 2: Misteri di Balik Nyanyian

Pendergast menghabiskan beberapa malam di mansion itu, mencoba untuk memecahkan teka-teki yang semakin rumit. Setiap malam, ia mendengarkan dengan saksama apakah suara nyanyian itu akan terdengar lagi. Pada malam ketiga, saat semuanya sunyi, ia akhirnya mendengar sesuatu—sesuatu yang membuat bulu kuduknya meremang.

Suara itu dimulai perlahan, seperti bisikan angin yang tertahan di antara pepohonan. Lalu, secara bertahap, suara itu berkembang menjadi melodi yang indah dan melankolis. Patung itu, yang semula tak bergerak, tampak seolah-olah ikut bergoyang mengikuti alunan lagu yang semakin jelas.

Pendergast mendekati patung itu dengan hati-hati. Suara itu semakin kuat dan memenuhi ruangan. Lantunan melodi itu memukau dan menenangkan, tetapi ada sesuatu yang sangat salah dalam cara suara itu mengalun. Seolah-olah, suara itu berasal dari tempat yang sangat dalam, tempat yang jauh di luar nalar manusia.

Dengan tangan gemetar, Pendergast menyentuh patung itu. Begitu jari-jarinya menyentuh permukaan dingin patung, suara itu berhenti mendadak. Keheningan menyelimuti ruangan, dan untuk sejenak, Pendergast merasa seperti ada sesuatu yang mengawasi dirinya.

Di saat itu, pintu ruangan terbuka dengan keras. Victor Delacroix, seorang pria muda yang tampak lebih tua dari usianya, muncul dengan wajah yang cemas. "Jangan sentuh patung itu!" teriaknya dengan suara terbata-bata. "Kau tak tahu apa yang bisa terjadi jika kau melakukannya!"

"Victor, apa yang kau sembunyikan?" tanya Pendergast dengan nada tajam.

Victor menunduk. "Itu bukan patung biasa. Itu adalah... wasiat dari leluhur kami. Suaranya... datang dari jiwa yang terperangkap."

Bagian 3: Kebenaran yang Terungkap

Malam berikutnya, Pendergast memutuskan untuk menggali lebih dalam lagi. Ia menemukan sebuah ruangan tersembunyi di balik dinding besar di sisi barat mansion. Ruangan itu dipenuhi dengan dokumen-dokumen kuno yang menceritakan sejarah kelam keluarga Delacroix. Salah satu dokumen menyebutkan bahwa patung tersebut awalnya adalah sebuah patung perawan yang dibuat oleh seorang pemahat terkenal pada abad ke-18. Namun, patung itu, menurut legenda, dibangun dengan menggunakan sisa-sisa tubuh manusia.

Ternyata, patung itu adalah penghubung antara dunia manusia dan dunia roh. Nyanyian yang terdengar datang dari jiwa seorang wanita muda yang telah mati secara tragis, wanita yang sebenarnya adalah Irene Delacroix, seorang anggota keluarga yang meninggal akibat pengkhianatan dan dikhianati oleh orang yang ia cintai.

Di malam terakhir penyelidikannya, Pendergast akhirnya menemukan jawaban. Patung itu tidak hanya bernyanyi untuk mengingatkan keluarga Delacroix akan dosa-dosa mereka, tetapi juga untuk menuntut pembalasan atas kematian Irene. Patung itu... hidup, dan ia menunggu saat yang tepat untuk mengungkapkan kebenaran.

Dengan satu langkah, Pendergast akhirnya berhasil membongkar misteri tersebut, tetapi ia tahu bahwa kebenaran yang telah terungkap membawa lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Seperti setiap misteri besar lainnya, ada sesuatu yang lebih gelap yang terpendam jauh di bawah permukaan, menunggu untuk muncul ke cahaya.

Manusia biasa yang suka membaca, menulis dan berbagi

Posting Komentar